
Pendampingan LTT di Desa Banua Ada: Upaya Meningkatkan Produktivitas Lahan Sawah
MAMUJU-Tim LTT Mamuju dari BRMP Sulawesi Barat bersama Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Bonehau melakukan kunjungan lapangan ke Desa Banua Ada, Kecamatan Bonehau. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pendampingan dalam peningkatan luas tambah tanam (LTT) serta mengidentifikasi lahan sawah yang memiliki indeks pertanaman (IP) 1. Pendampingan ini dianggap penting karena lahan dengan IP1 memiliki potensi untuk ditingkatkan produktivitasnya guna mendukung ketahanan pangan wilayah.
Desa Banua Ada memiliki sejarah program cetak sawah dengan total luas 200 hektar, namun saat ini hanya 110 hektar yang masih dimanfaatkan. Sebanyak 90 hektar lahan telah beralih fungsi menjadi perkebunan kakao dan kelapa sawit, menunjukkan tantangan dalam mempertahankan areal persawahan. Alih fungsi lahan sawah menjadi non sawah diakibatkan karena kekurangan air yang disebabkan tidak adanya sumber air kecuali air hujan. Dari total lahan sawah yang tersisa, sebanyak 60 hektar teridentifikasi sebagai lahan IP1 dan tersebar di beberapa kelompok tani, di antaranya Kelompok Sikamase, Agape, Tunas Harapan, Tumbuh Tamatti, Sarurang Karua, Surendeng Lolo, dan Sipatuo.
Dalam kunjungan ini, tim LTT menemukan beberapa kendala utama yang dihadapi petani. Sebagian besar sawah di daerah tersebut masih mengandalkan tadah hujan, sementara alat mesin pertanian (alsintan) yang tersedia belum sepenuhnya sesuai dengan kondisi lahan. Selain itu, petani belum menggunakan benih unggul bersertifikat, dan pemupukan belum sesuai rekomendasi akibat sulitnya mendapatkan pupuk. Ketiadaan kios pupuk di wilayah tersebut menyebabkan biaya operasional meningkat, bahkan harga pupuk yang seharusnya harga eceran tertinggi (HET) Rp 112.500 (Urea) dan Rp 115.000 (NPK) per sak melonjak menjadi Rp135.000 hingga Rp154.000. Penggunaan benih dan pupuk yang belum sesuai rekomendasi menyebabkan produktivitas lahan sawah masih tergolong rendah, yakni di bawah 1 ton per hektar.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Bonehau menunjukkan bahwa mayoritas petani menggunakan hasil panen padi untuk konsumsi pribadi, sehingga pola tanam lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan rumah tangga dibandingkan pemasaran. Sebagian besar petani lebih memilih mengelola kebun dengan komoditas jagung, nilam, dan kakao karena memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Pendampingan yang dilakukan oleh tim LTT Mamuju dan PPL Bonehau menjadi langkah penting dalam meningkatkan kesadaran petani akan pentingnya penerapan Good Agricultural Practices (GAP) dalam budidaya padi. Penggunaan benih unggul bersertifikat serta pemupukan sesuai rekomendasi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah. Dengan adanya upaya berkelanjutan dan kolaborasi yang erat antara petani dan pihak terkait, Desa Banua Ada memiliki potensi untuk meningkatkan hasil pertanian dan memperkuat ketahanan pangan daerah.